May 27, 2023 • ☕️ 4 min read
Sinopsis
Judul : A Beautiful Mind
Seperti tak ada cerita yang menarik d pembuka film. Awalnya, kita disuguhi suasana acara tahun 1947 di sebuah Universitas Princeton, pertemuan matematikawan, para mahasiswa penerima beasiswa dari berbagai tempat.
Scene berlanjut pada fikiran khayali sang tokoh bernama Jhon Nash yang memotong-motong perilaku di dunia nyatanya. Cukup mengganggu bagi yang tak sabaran menonton.
Jhon Nash, perilakunya semakin hari semakin aneh di lingungan sekitarnya. Kolega terdekat dan keluarga sebetulnya menghormati karena memandang sisi kejeniusannya. Namun dalam perjalanan waktu ada ‘keganjilan’ pada John Nash.
Ternyata ada dua aktifitas berbeda dan saling berlawanan sedang terjadi di diri Jhon Nash. Dalam banyak kesempatan sering terlihat berhalunisasi. Kondisi kejiwaan yang berubah-ubah. Tentu gerak-geriknya yang tidak wajar mulai mengganggu kehidupan kolega dan keluarganya, yang membuat dia dikucilkan.
John Nash ternyata sedang hidup di ‘dua alam pikiran’. Keseruan alur filmnnya dimulai dari sini, Jhon Nash di diagnosa dokter mengidap menyakit menakutkan, yaitu ‘Skizofrenia’.
Bagi masyarakat kita di Indonesia mungkin kebanyakan akan menyimpulkan tokoh utama dalam film ini sedang ‘gila’, namun jika menonton sampai akhir, kita mulia disadarkan, dengan men-stigma sebagai ‘orang gila’ akan terlalu dini, dan penjabaran jenis gejala penyakit ini akan menjadi sempit.
Dari sini kita dibawa pada dunia medis, diagnosanya para dokter spesialis syaraf, bahwa pengidap “Skizofrenia” hanyalah kelainan dalam otak manusia. Peraih Nobel yang telah mengubah dunia seperti Jhon Nash pun tidak luput tengah dihantui penyakit ini.
Film ini layak ditonton untuk mengikis kata-kata stigma menyakitkan yang sering diterima penderita ‘Skizofrenia’. Peranan orang dekat dan kekuatan cinta istrinya menjadi jalan menyembuhkan penyakit menakutkan ini.
Di akhir ceritera tampak Jhon Nash dan istrinya sudah sampai masa lanjut usia; keriput kulitnya dan uban putih yang memenuhi rambutnya seolah memberi tahu penonton bahwa perjuangan melawan penyakit ini masih terus berlanjut, walau tidak sepenuhnya sembuh total, orang jenius seperti Jhon Nash pada akhirnya dapat menjalani kehidupan lebih baik.
Lesson Learned
Personal Studies: Jhon Nash punya intelegensia tinggi, tapi sayangnya paranoid. Hidupnya tidak rileks karena dipenuhi ketakutan, merasa dimata-matai musuh (Rusia). Jhon Nash merasa dirinya rekrutan Pentagon, misinya memecahkan sandi rahasia musuh dan disebut sebagai satu-satunya pemecah sandi terbaik. Imajinasinya jadi berlebihan dan diluar kontrol dirinya. Dokter syaraf memberi saran dan pengobatan untuk mengurangi dominasi halunisasinya.
Self Concept: Mudah tersinggung, tidak begitu menyukai orang. Karena orang lain yang ia sangka juga sedang tak menyukainya. Karenanya, menutup diri berhubungan dengan orang lain. Sesuatu yang abstrack, baginya ingin dibuktikan secara nyata karena cara matematika ‘eksakta’ mendominasi fikirannya.
Vision and Mission: Berambisi ingin melihat langsung pada dinamika yg memerintah. Ingin menemukan ide yang orisinil sebagai cara yg akan membuatnya terkenal, ingin dianggap penting, mengejar gelar doktor.
Emotional Intelligence: Pengidap “Skizofrenia”, dirinya merasa baik-baik dan normal sebagai pada umumnya orang sehat, dan ingin tetap diperlakukan layaknya manusia normal.
Mindfulness & Focus: Nasehat Profesornya, “cobalah melihat keberhasilan”. Namun ambisi Jhon Nash belum menghasilkan ide orisinil, karena perjalanan hidupnya belum ‘fokus’ akibat gangguan syaraf paranoid.
Anger Management: Ditengah ketidakpastian mencapai cita-citanya untuk menemukan ide, jiwanya tidak mau menerima kekalahan dan kegagalan. Karena tidak merasa berharga, ada dominasi sifat ‘anger’ atau marah yang masih menguasai dirinya, yang menjadikan seorang jenius Jhon Nash pun dapat menyakiti dirinya sendiri hingga rela membenturkan kepala dan merusak properti dikamarnya.
Recap
Source:
[1]. Terri D’Arrigo. 2021. What Is Paranoid Schizophrenia?, Schizophrenia Guide, Online Avaliable: https://www.webmd.com/schizophrenia/schizophreniaparanoia
[2]. Ron Howard, Director. 2001. A Beautiful Mind, SINGLE RENTAL, Online Avaliable: https://www.catchplay.com/id/video/e273650b-e22f-437f-b22fd476860edf1a
[3]. Xavier Amador, Ph.D. I’m Not Sick, I Don’t Need Help!, TEDxOrientHarbor, Youtube Channel, Online Avaliable: https://youtu.be/NXxytf6kfPM
[4]. Xavier Amador, Ph.D. 2012. I Am Not Sick, I Don’t Need Help! How to Help Someone with Mental Illness Accept Treatment. 10th Anniversary Edition, Vida Press, New York, Online Avaliable: https://www.nami.org/getattachment/Learn-More/Mental-Health-Conditions/Related-Conditions/Anosognosia/I_am_not_sick_excerpt.pdf?lang=en-US
Back to Blog list • Edit on GitHub • Discuss on Twitter

Personal blog by A Rahman.
Menulis untuk mengingatnya.