February 11, 2021 โข โ๏ธ 2 min read
Kutipan penuh Wisdom dari seorang Dokter abad pertengahan yang jarang ditemukan di dunia kedokteran sekarang. Semoga berguna.
Disclaimer: Ini hanya sekedar terjemahan bebas untuk menghilangkan kesedihan yang berlarut-larut, kerinduan pada almarhumah Ibuku. Silahkan mengoreksinya ke bahasa aslinya, mohon maaf bila ada kekurangan. Salam.
Sumber: Golden Age of Islamic Medicine karya Zakaria Virk seorang ahmadi, sejarahwan yang tinggal di Toronto, Canada.
Muhammad ibn Zakariya al-Razi atau Al-Razi dipanggil The Arabic Galen (854-935)
Zaman Keemasan Pengobatan Islam
Tentang: Sakit dan Kesenangan
Dalam bukunya al-Tibb al-Ruhani, Razi menganggapnya sebagai kewajiban seseorang untuk menghindari kesedihan, karena itu berbahaya bagi baik jiwa dan raga.
Ketika orang yg cerdas bertemu dengan kemalangan, dia seharusnya tdk membiarkan dirinya menjadi berlebihan dengan kesedihan.
Meskipun dia tdk bisa sepenuhnya bebas dari kesedihan, tetapi jika dia melatih dirinya untuk menggunakan akal, dia seharusnya bisa untuk kembali ke keadaan pikiran normal yg seimbang.
Hal yang masuk akal yg bisa dia lakukan adalah mencoba melupakan kesedihan itu, mengalihkan pikirannya dari kehilangan, lalu mengisinya dengan hal-hal lain.
Razi mengatakan bahwa kehidupan yg ideal adalah memiliki kehidupan yg bebas dari ikatan emosional yg dalam, meskipun hal yg wajar memiliki ikatan dengan orang yg dicintai. Karena kebanyakan pria tidak bisa hidup tanpa orang yang dicintai, mereka harus mempersiapkan diri mereka sendiri untuk kehilangan mereka. Seorang dewasa harus selalu tetap mengingatkan dirinya sendiri bahwa segalanya; termasuk orang yg telah dicintainya akan binasa. Dengan sering membayangkan kehilangan di masa depan, dia akan mendisiplinkan dan memperkuat jiwanya, sehingga ketika kemalangan itu memang terjadi, dia akan siap dan tidak akan merasakan rasa sakitnya.
Dia juga mengatakan, kesedihan sebaiknya dihindari dengan tak terikat pada seseorang. Sebagai suatu unsur yg diciptakan, kesedihan yg timbul hanyalah kehilangan orang yg dicintai. Betapa mustahilnya orang-orang yg dicintainya tak boleh pergi, karena kita akan dapat giliran bersama mereka dan tunduk pada rangkaian generasi dan kerusakan, maka orang yg paling menderita (terpukul) oleh kesedihan pastilah dia yg memiliki jumlah orang yg dicintai dan cintanya paling bergairah, sementara orang yg paling sedikit dipengaruhi oleh kesedihan adalah dia yg keadaannya sebaliknya.
Oleh karena itu, tampaknya orang yg cerdas harus melepaskan diri dari unsur kesedihan, membebaskan dirinya terlepas dari hal-hal yg melibatkan dirinya dalam kesedihan karena kehilagan; dia seharusnya tidak boleh tertipu oleh kemanisan yg telah diberikan saat mereka masih ada, tetapi lebih baik mengingat dan membayangkan kepahitan yg harus dicicipi saat mereka hilang.
โ
Back to Blog list โข Edit on GitHub โข Discuss on Twitter

Personal blog by A Rahman.
Menulis untuk mengingatnya.